Liberatioan Team - Part 1. Perjuangan Tak Berhenti Di sini.


Tak banyak yang bisa ditulis oleh jemari ini, kali ini hanya bisa berbagi tulisan dari salah seorang tim saya, yang pada akhirnya harus mengambil keputusan terbaiknya.
Bulan penuh cinta bagi mereka, begitu pula menurutku, meski dalam artian berbeda. Februari bertandang, bersamaan dengan kabar itu. Awalnya, hanya satu tujuanku, membantu kedua orang tua. Lalu, kuputuskan tuk mencari mata pencaharian.
Kurasakan benar keberkahannya. Seseorang pernah mengatakan, sekali melewati pintu itu, kita tak tahu apa yang akan terjadi di hidup kita. Klise. Tapi, itu benar. ‘Bekerja’ di bidang ini ternyata mempertaruhkan banyak hal, risiko yang begitu besar. Banyak yang menghalangi kemenangan Palestina.
Berkah itu mengalir begitu deras, tanpa pernah kukira. Ketika seorang atasan bertanya dalam satu wawancara, satu bulan sesudah ‘permulaan’ itu. Apa yang sudah kau dapatkan selama satu bulan? Kukatakan tanpa ragu, bahwa semua ini layaknya durian runtuh yang dihadiahkan padaku.
Ia lantas bertanya, mengapa seperti itu. Kembali kuulang hari-hari itu. Berkah Palestina langsung kurasakan ketika Allah masukkan aku ke dalam tim yang luar biasa. Mereka, kelompok pembebasan yang dapat saling memahami. Mereka yang satu frekuensi. Tidak hanya itu, Pak bos dan Bos besar yang luar biasa, lingkungan serta teman. Aku bekerja dengan orang-orang yang berdedikasi tinggi terhadap Palestina.
Ketika jiwa ini mulai surut dan kehausan, cinta mereka pada Palestina mengisi kembali energiku untuk Palestina. Bukan sebuah pemandangan asing, ketika air mata menjadi salah satu santapan harian di tim kami. Tapi, air mata itulah yang menjadi saksi, bahwa kami mencintai Palestina dan Al-Aqsha.
Aku menyaksikan semua itu dan dedikasi mereka tak dapat dibohongi. Ucapan anonim itu benar, bahwa kebahagiaan begitu sederhana. Ketika hari kami bisa begitu berbunga karena seorang donatur yang memberikan sumbangan dalam jumlah besar.
Kuingat betul pada hari berkah itu, Jumat. Keberkahan Palestina mengalir deras untuk tim kami. Pagi hari, kami dengar calon pejuang telah lahir ke dunia ini. Lalu, siang hari  donatur berikan donasinya dalam jumlah besar. Puluhan menit berselang, kembali terdengar kabar yang sama. Aku sendiri pun mengalami itu, sore harinya. Ketika impianku menjadi terasa begitu dekat. Itu adalah hari yang tak terlupakan, Jum’at berkah itu.
Meski, akhirnya kuputuskan tuk terus mengembara tanpa mereka. Tahukah alasan kutetap kuat? Karena keyakinan diri ini yang begitu besar, bahwa akhirnya kami akan dipersatukan kembali di JannahNya. Hanya itu dan keputusan tersebut tak membuatku menyesal sama sekali. Seperti yang pak Bos (babeh) bilang, bahwa di mana pun kita berada Palestina tetap di hati. Aku tak akan kehilangan cinta ini, meski tak berada di sana.
Menghitung mundur waktu kepergianku, seringkali seusai bekerja, tiap kali aku pulang paling akhir, kuperhatikan lekat-lekat setiap pernik kecil yang ada di ruang kerjaku. Tahukah, kawan? Bahwa, memandanginya membuatku begitu bahagia. Aku tak sedih. Seperti seorang penulis besar katakan, tak seharusnya diri bersedih akan sesuatu yang berakhir. Karena, setidaknya hal indah itu pernah terjadi di hidup kita.
Terima kasih untuk waktu luar biasa itu. Yakinlah, Allah Swt kan pertemukan kita lagi di surgaNya. Tali persaudaraan akan terus terjalin, meski jarak memisahkan. Jangan lupa, kalian pernah ‘dihantui’ olehku selama tiga bulan itu. Semoga juga, menjadi kenangan berharga untuk kalian.(felian/Jatinangor, 02 Juni 2017) .

Pengemban Dakwah, Penebar Semangat

Menggambarkan Sosok Ustadz Rahmat Abdullah 




Aku rindu zaman ketika kita semua memberikan segalanya untuk dakwah ini. Aku rindu zaman ketika seorang ikhwan benar-benar jalan kaki 2 jam di malam buta sepulang tabligh dajwah di desa sebelah," tulis Ustadz Rahmat Abdullah dalam prosa lirisnya yang berjudul " Aku Rindu dengan Zaman Itu".
Sang Inspirator
Ustadz Rahmat Abdullah lahir di Jakarta pada 03 Juli 1953. Pada usia 11 tahun, beliau harus menapaki hidup tanpa asuhan sang ayah. karena saat itu beliau telah menjadi anak yatim. Sang ayah hanya mewariskan usaha percetakan sablon yang lalu beliau kelola bersama sang kakak dan adik.

Beliau bukan remaja cengeng, Walau harus bekerja keras. beliau tetap bersemangat meraih pendidika yang lebih tinggi. Awalnya, beliau masuk Sekolah Dasar Negeri. Kala itu, Beliau tiap pagi belajar membaca Al- Qur'an, baca tulis Arab, kajian aidah, akhlak dan fikih dengan metode baca kitab berbahasa Arab, menukil terjemah dan syarah dari sang guru. Siang harinya, belajar di Sekolah Dasar.

Setelah diselingni sejumlah pengalaman, Ustad Rahmat Abdullah melanjutkan ke MAdrasah Tsanawiyah(MTs) Asy-Syafi'iyah Jakarta. Di Madrasah ini beliau belajar Ushul fiqh, musthalah hadits, psikologi dan ilmu pendidikan. Kecuali itu, dia tetap belajar ilmu nahwu, sharaf dan balaghah. Tetapi, pelajaran yang paling beliau sukai adalah talaqqi. Biasanya talaqqi ini dilakukan langsung dengan para kyai serta bimbingan langsung dari sang Orator yang selalu memberikan inspirasi bagi Ust. Rahmat muda, yaitu K. H. Abdullah Syafi'i. Ustadz Rahmat mampu mengasah dirinya hingga bisa menjadi murid terbaik sekaligus kesayangan dari K. H. Abdullah Syafi'i.

 Disebuah ketika Ust. Rahmat Abdullah punya peluang studi ke Al Azhar Mesir. Tetapi, karena suatu hla, beliau tidak jadi berangkat. Meski begitu, hal tersebut tak menyurutkan beliau untuk terus belajar.

Sejak berkenalan dengan Syaikh dari Mesir, Beliau mulai senang melahap berbagai pemikiran islam lewar buku semisal karya Hasal Al-Banna, Sayyid Quthb dan Al Maududi. Juga dari tokoh-tokoh nasional seperti HOS Tjokrominoto dan M. Natsir

Dalam perkembangannya. Ustadz Rahmat mulai merintis dakwah dengan mengajar di Ma'had Asy-Syafi'iyah dan Darul Muqorrobin, Karet Kuningan. Ditempat inilah belaai mengabdikan dirinya sebagai pendidik. Keseharian ini dia jalani bertahun-tahun dengan berjalan kaki dari Bali Maraman ke Karet Kuningan. Bahkan, untuk memberikan pelajaran tambahan berupa les pribadi pun dia lakukan dengan berjalan kaki masuk ke loring-lorong jalanan Jakarta hingga larut malam.

Singkat cerita, Pada 1993 bersama murid-muridnya beliau mengembangkan dunia pendidikan dan sosial dengan melahirkan Islamic Centre Iqro' di Pondok Gede Bekasi. Kesibukan beliau pun makin padat. Tetapi, kebiasaanya membaca, mengkaji Al Qur'an dan tafsirnya, Hadits dan syarahnya tetap berjalan. Begitupun kegiatannya mengisi pengajian diberbagai kantor, kampus, seta melayani berbagai macam konsultasi terus berlanjut.

Dengan motor tua beliau masuk kampung keluar kampung dan masuk kampus keluar kampus menabur fikrah Islamiyah yang shahih dan Syamil. Materi yang disampaikan disambut hangat oleh berbagai kalangan. Bakat beliau sangat beragam. Misal, luapan semangat hidup dan dakwahnya juga di tun=angkan lewat berbagai untaian syair serta tulisan yang beliau kirim ke berbagai media. Memang, sebagai penulis Ustadz Rahmat Abdullah aktif menulis buku dan mengisi rubrik dibeberapa majalah Islam.

Salah satu kutipan tulisan beliau : "Dulu,ulama memiliki tempat tersendiri di tengah-tengah masyarakat. Mereka saling menjaga jarak dengan kekuasaan. Namun, dalam urusan jihad, ulama dan penguasa jalan bergandengan. Kita lihat, Ibnu Taymiyah yang tak henti-hentinya mengoreksi penguasa. Namun, ketika penggilan jihad datang, mereka jalan beriringan. Tak ada dendam.Inilah sistem yang terbangun. Ulama memberi fatwa, komando ditangan Sultan. Keduanya menggerakkan perjuangan dengan lembut". 

Kiprah Ustadz Rahmat Abdullah dalan dunia dakwah dan pembinaan umat yang totalitas diakui banyak pihak. Para murid, pengikut, dan sebagian media Islam bahkan menyebutnya sebagai " Syaikhut Tarbiyah" SANG GURU Pendidik. Film bergenre dokumenter juga pernah dibuat untuk mengenang dan menggali Spirit Dakwah Beliau, yaitu berjudul " Sang Murabbi" tahun pada 2008 dan " Rindu Sang Murabbi" tahun pada 2015.

Sederhana dan Indah
Lelaki sederhana yang memiliki Ghirah  besar ini menghadap Allah dalam perjalanan ke RS Islam Jakarta, Cempaka Putih pada 14 Juni 2005, yang sebelumnya terserang stroke  ketika mengambil wudhu untuk shalat maghrib. Pada besoknya ribuan hadir untuk bergantian Shalat Jenazah dan mengantarkan Beliau ke tempat istirahat terakhirnya.
Inilah sebuah bukti pengakuan, hadirnya Beliau di Kerumunan Masyarakat yang memberikan Semangat Islami.
MasyaAllah, Indah Sekali.

Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’no:3289).

referensi :

  • dakwatuna
  • bio.or.id
  • jakarta.go.id
  • pksbengkalis.org
  • 50 pendakwah penggugah sejarah

Fakta Permasalahan Palestina - Bag. 2


FAKTA 5
Warisan Umat Islam
Kaum Muslimin meyakini bahwa merekalah ahli waris sesungguhnya atas warisan nabi Daud, nabi Sulaiman serta para nabi dan  salafushaleh lainnya dari kalangan Bani Israel. Mereka yang pernah berkuasa dan memerintah di Palestina beberapa waktu lamanya di nawah panji tauhid.
Maka legalitas kekuasaan itu beralih kepada umat Islam, karena merekalah generasi penerus yang meninggikan panji tauhid dan berjalan di atas metode yang ditinggalkan para nabi. Kaum Muslimin takin bahwan bani israel telah jauh menyimpang dari jalan yang benar. Mereka merubah mendistorsi kitabnya, membunuh para nabinya dan pada akhirnya mereka kembali kepada Allah dengan mendapatkan murkaNya (Q.S Al Baqarah:85).
Maka estafeta peruangan dan "nasab" para nabi in telah gugur dengan berbagai penyimpangan dan pengingkaran mereka terhadap ajaran yang dibawa nabi-nabinya, bahkan sejak yang dibawa itu berada ditengah-tengah meraka.


FAKTA 7
Penduduk Asli Palestina
Bangsa yang pertama kali menghuni wilayah Palestina adalah bangsa Kan'an. Mereka datang dari Jazirah Arab sejak 4500 tahun yang lalu. Sehingga, pada awalnya Palestina disebut Negeri Kan'an. Bangsa Palestina yang ada sekarang ini adalah anak keturunan bangsa Kan'an yang sebagiannya berasal dari keturunan bangsa Timur Laut Tengah atau bangsa Palestina serta kabilah-kabilah Arab yang berasimilasi dengan bangsa Kan'an.
Meski dari waktu Palestina pernah diperintah oleh berbagai penguasa dari bangsa yang berbeda-beda, akan tetapi penduduk asli Palestina tetap berdomisili dan tidak pernah meninggalkan bumi Palestina.
Atas kesadaran sendiri, mayoritas penduduk Palestina akhirnya memeluk Islam. Dan seiring dengan datangnya Islam ke Palestina, mereka pun mulai bersentuhan dan berkomunikasi dengan bahasa Arab. Maka, jadilah Islam sebagai identitas negeri Palestina terlama sepanjajg sejarah. Dimulai sejak ekspansi Islamtahun 15 H/636 M dimasa kekhalifahan Umar bin Khatab hingga saat ini. Meski sejak tahun 1948 sebagian besar penduduknya diusir oleh panjajah Zionis.

(Bersambung Bagian 3)

Referensi :
Memahami Prahara Palestina


Info Intifadhah ke-3 - Update 15 Desember 2015


Fakta Permasalahan Palestina - Bag.1


Ada beberapa fakta yang menjadi permasalahan di Palestina, Dan akan kita bahas secara bertahap dalam tulisan berikut :

FAKTA 1
Strategis Secara Geografis
Palestina adalah nama untuk wilayah bagian barat daya negeri Syam. Terletak di wilayah pesisir Laut Tengah, di Bagian Barat Benua Asia. Palestina dianggap sebagai penghubung benua Asia dan Afrika. dan kedekatannya dengan benua Eropa menjadikan Palestina wilayah yang istimewa.
Palestina memiliki wilayah yang berbatasan dengan darat dan laut. Disebelah Utara berbatasan dengan Libanon, di Timur Laut berbatasan dengan Syiria, Di Timur berbatasan dengan Yordania, dan di Selatan serat Barat Daya berbatasan dengan Mesir. Sementara di bagian Barat dan Barat Laut berbatasan langsung dengan Laut Arab. Luas keseluruhan Palestina (termasuk wilayah yang dicaplok oleh Israel), dalam batas geografi yang dikenal saat ini, yaitu 27.000 KM persegi. Atau hanya 1/5 dari luas pulau jawa secara keseluruhan dan memiliki iklim yang relatif stabil, yaitu Iklim Laut Tengah.

FAKTA 2
Peradaban Tertua Dunia
Palestina termasuk di antara wilayah yang memiliki peradaban tertua di dunia. Berbdasarkan penemuan-penemuan arkeologi modern, bisa dipastikan bahwa Palestina adalah wilayah pertama dimanan manusia mulai hidup secara permanen dan bercocok tanam. itu terjadi sejak 11.000 tahun yang lalu (9000 SM). Disana terdapat kota tertua dalam sejarah, yaitu kota Ariha atau Jericho (dibangun sekitar 8000 tahun sebelum masehi), dan terus dibangun hingga saat ini.

FAKTA 3
Kedudukan Palestina Bagi Umat Islam
Palestina memiliki kedudukan istimewa di lubuk hati setiap muslim. Palestina adalah tanah suci yang diberkahi, sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur'an "Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(Q.S Al Isra :1)".
Masjid Al Aqsha yang bagi umat Islam memiliki beberapa keistimewaan :
  1. Kiblat pertama umat Islam
  2. Masjid kedua yang dibangun di muka bumi seperti dinyatakan di dalam hadits
  3. Satu dari tiga masjid yang memiliki kedudukan penting dalam Islam
  4. Palestina adalah terminal akhir perjalanan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW dan sekaligus titik awala Mi'rajnya kelangit untuk menerima perintah Shalat 5 waktu, seperti telah disebutkan dalam Q.S Al Isra ayat 1.
  5. Negeri para nabi, dimana banyak nabi-nabi dilahirkan, hidup dan dimakamkan disana, seperti Nabi Ibrahim, Ishak, Sulaiman, Musa, Daud dan lainnya.
  6. Palestina juga adalah negeri tempat dikumpulkan dan dihidupkan kembali semua umat  manusi, dari sejak Nabi Adam hingga generasi akhir zaman. Tempat domisilinya darul Islam. Orang yang teguh untuk teteap tinggal disana karena Allah, bagai seorang pejuang yang berjihad di jalan-Nya.
  7. Pusat berkumpulnya generasi kedua dari kelompok yang ditolong Allah hingga hari Kiamat.



Sampai disini dulu pembahasan mengenai Fakta Permasalahan Palestina Bagian 1 nya, insyaAllah akan ada beberapa bagian lagi. Ditunggu aja ya Update nya. Terimakasih.

Referensi : 
-Memahami Prahara Palestina.