Maisyah Atau Aisyah

15.53 Unknown 0 Comments


Usia baligh dan siap komitmen hidup mandiri. Yap, sekarang waktunya melangkah, yaitu bertebaran di atas bumiNya.Mencari maisyah (nafkah). Banyak orang membicarkan dan mengaitkan antara "Maisyah" dengan "Aisyah".Ngerti kan maksud saya? ehem..ehem, mau mencari ma'syah atau aisyah terlebih dahulu? Ya, biasanya setiap orang punya pilihan dengan alasan tertentu. Tapi dalam Q.S 24:32 "Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi maha mengetahui.“
HANYA dengan menikah saja, Allah berikan rezeki… apalagi kalau setelah menikah menjadi tambah tanggungjawab, tambah semangat berusaha.Luar Biasa kan?

Mencari Aisyah hukumnya wajib, Mencari Maisyah juga wajib, apalagi sudah baligh, kan katanya mau hidup mandiri. Masa sih harus terus-terusan minta ke orang tua.

Tu lihat rumput tetangga lebih hijau, ups salah!, maksudnya lihat tu ayam-ayam tetangga pada tersenyum!masa gak malu dengan mereka.Walaupun modalnya cuma ceker sama patok, tapi sudah PD untuk mencari nafkah. Nah Kita, kurang apa? kurangnya dimana? dibandingkan dengan ayam. Lho! Maaf Ya! Bukan gak boleh ya, namun lebih baik dan mulia jika kita bisa mencukupi kebutuhan diri sendiri.Minimal sih itu.

Terkait dengan hidup mandiri, islam sangat menganjurkan pemeluknya agar senantiasa hidup mandiri dalam memenuhi kebutuhan ekonomi. Orang dituntut bekerja dengan mengunakan segala kemampuannya, seperti tenaga, intelektual, serta jasanya, agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Begitulah makna hadis yang tersirat, Nabi tidak hanya menganjurkan dengan tuturnya, akan tetapi Nabi juga memberikan teladan bahwa beliau adalah seorang yang giat berusaha dan bekerja demi memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarganya.

Oleh karena itu berusahalah sekuat tenaga untuk mandiri. Mencukupi kebutuhan sendiri, dengan tetesan keringat sendiri tanpa harus merepotkan orang tua.Kalau perlu merantau.Mencari atau mengadu nasib di negeri orang.Yang penting tidak menjadi beban.Menjadi kuli, tukang koran, tukang bangunan, sales atau apa saja asalkan Halal, tidak jadi soal.Tidak perlu malu. "Tidak ada seseorang yang makan makanan yang lebih baik dari orang yang makan dari usaha tangannya sendiri.Sesungguhnya Nabi Allah Daus a.s. makan dari usaha tangannya". (HR. Bukhari).

Kalau kita menelusuri jejak hidup Rasulullah, akan kita temukan betapa beliau seorang yang sangat mandiri. Beliau tak segan mengerjakan pekerjaan kasar sebagaimana dikerjakan orang kebanyakan. Beliau sering menambal sendiri jubahnya, menjahit sepatunya, dan melakukan setumpuk pekerjaan rumah. Bagi beliau, pekerjaan kasar tidak mengurangi sedikit pun kemualiaannya sebagai Utusan Allah.

Semoga Alloh SWT senantiasa memberikan petunjuk-Nya pada kita dalam menentukan siapakah pendamping hidup kita nanti dan dilancarkan rezeki kita dalam mencari maisyah. Semoga diberikan yang terbaik oleh-Nya untuk kita. Amin.

….Kita tidak akan pernah tahu bila kita tidak pernah memulai….^_^

0 komentar :